KASUS ~ KAJIAN KHUSUS : PEMANFAATAN FINANCIAL TECHNOLOGY : QRIS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TOKO KELONTONG

 

Pemanfaatan Financial Technology : QRIS sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Toko Kelontong

 


QRIS telah muncul sebagai metode pembayaran digital yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha kecil di Indonesia. Implementasi QRIS memberikan kemudahan bagi pedagang dan pelanggan, memfasilitasi transaksi yang lebih mudah dan mengurangi masalah dalam penanganan uang tunai. (A. Rizki & I. Wulandari, 2023; Smita Catur Sudyantara & Amrih Yuwono, 2023).

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) merupakan model pembayaran yang bertujuan untuk mempermudah dalam penggunaan transaksi antara penjual dan pembeli. QRIS sendiri pertama kali pada tanggal 17 Agustus 2019 yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. Adanya perkembangan teknologi sekarang, membuat sistem pembayaran melalui QRIS banyak dilakukan oleh para pedagang agar mempermudah dan memberi kenyamanan dalam melakukan transaksi. Penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) khususnya pada toko kelontong dapat meningkatkan tingkat produktivitas karena membuat penjualan akan meningkat disebabkan adanya kemudahan dalam melakukan pembayaran, peningkatan branding toko kelontong, dan membuat toko kelontong lebih kekinian.

 



 

Gambar 1. Qris Nominal Transaksi Per Merchant Criteria (ASPI, 2024)


Grafik ini menunjukkan QRIS Nominal Transaksi Per Merchant Criteria (dalam Miliar IDR) dari tahun 2021 hingga 2024.

 

Beberapa poin penting dari grafik:

1.      Data ditampilkan per bulan, mulai dari bulan 1 tahun 2021 hingga bulan 5 tahun 2024.

2.      Grafik batang menunjukkan nilai transaksi untuk berbagai kategori merchant, termasuk UMI, UKE, UME, UBE, BLU, PSO, dan Others (lainnya).

3.      Nilai transaksi ditampilkan dalam miliar Rupiah Indonesia (IDR).

4.      Ada tren peningkatan nilai transaksi secara keseluruhan dari tahun ke tahun.

5.      Setiap kategori merchant ditunjukkan dengan warna berbeda dalam grafik batang tersusun (stacked bar chart).

6.      Catatan "Off Us tx only" di pojok kanan bawah mengindikasikan bahwa data hanya mencakup transaksi off-us (transaksi antar bank atau penyedia layanan yang berbeda).

 

Grafik ini bertujuan untuk memvisualisasikan pertumbuhan dan distribusi transaksi QRIS di berbagai kategori merchant selama periode waktu tersebut, menunjukkan perkembangan adopsi dan penggunaan QRIS di Indonesia.

 

Penggunaan sistem pembayaran quick response code Indonesian standard (QRIS) sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, masih didominasi oleh pelaku UMKM. Bagusnya, transaksi QRIS tumbuh 226,54 persen secara tahunan, dengan jumlah pengguna 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta. Menariknya, Indonesia telah memperluas kerja sama QRIS ke berbagai negara.

 

Dalam Kajian khusus kali ini, Departemen Penelitian dan Pengembangan (LitBang) akan membandingkan antara toko kelontong yang menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan toko kelontong yang tidak menggunakan metode pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Hasil dari perbandingan dari dua kelontong tersebut didapatkan hasil, bahwa ketika pedagang toko kelontong menerima metode pembayaran melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pendapatan mereka akan bertambah, dikarenakan para pembeli yang terbiasa dengan pembayaran non-cash akan memilih toko kelontong yang dapat melakukan pembayaran dengan QRIS agar mempermudah para pembeli tersebut. Sedangkan toko kelontong yang tidak menggunakan sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) hanya akan mengandalkan sistem pembayaran cash yang berdampak dengan adanya pembatalan kegiatan jual beli dari para pembeli yang terbiasa mengandalkan pembayaran non-cash.

Menurut Departemen Penelitian dan Pengembangan, pedagang toko kelontong yang tidak menggunakan QRIS seharusnya diberi bimbingan dalam penggunaan metode pembayaran tersebut, agar dapat meningkatkan tingkat pendapatan pedagang toko kelontong. Bimbingan tersebut bisa dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti kementerian perdagangan dengan mengadakan sebuah Training Bisnis dalam penggunaan metode pembayaran QRIS maupun kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya yang membuat toko kelontong dapat berkembang dengan baik. Adanya kegiatan seperti Training Bisnis tersebut dapat membuat pemahaman terhadap para pedagang toko kelontong yang akan digunakan dalam perkembangan tokonya menjadi lebih kekinian dan memudahkan model transaksi. Sedangkan pada daerah yang tidak memiliki akses layanan internet pasti pembeli nya jarang bahkan tidak ada yang menggunakan QRIS, sehingga dalam hal ini untuk wilayah yang tidak memiliki akses layanan internet hanya bisa menggunakan metode pembayaran non-cash.

 

Referensi:

Natsir, K., Bangun, N., Attan, M. B., & Landias, J. S. (2023). Penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran digital untuk meningkatkan produktivitas UMKM. Jurnal Serina Abdimas, 1(3), 1154-1163.https://doi.org/10.24912/jsa.v1i3.26208​:contentReference[oaicite:0]{inde x=0}

Rizki, A. K., & Wulandari, I. (2023). Pendampingan Penambahan Media Pembayaran QRIS Pada UMKM Toko Pertanian dan Toko Kelontong di Kabupaten Sleman. LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 133-138. https://doi.org/10.53860/losari.v5i2.179

 Emitennews. (2023, September 26). Transaksi QRIS tumbuh 226,54 persen, masih didominasi    UMKMhttps://emitennews.com/news/transaksi-qris-tumbuh-22654-persen-masih-didominasi-umkm Bank Indonesia. (2024)




~ Bidang Keilmuan 

~ Biro Informasi dan Komunikasi 

Komentar

Postingan Populer