LIIFE INSPIRATION
KISAH
ANAK YANG DARI KELUARGA TAK PUNYA HINGGA DI BERI KESEMPATAN KULIAH DAN MENJADI
DOSEN
Hallo Sahabat Ekonomi Pembangunan, kisah
inspiratif kali ini datang dari seorang anak desa yang tidak menyerah terhadap
kerasnya gempuran hidup, hingga berada pada titik dimana ia bisa menjadi
seorang dosen, yang bernama Ismail syakban. Bagaimana kisah inspiratif yang
dimiliki oleh ismail syakban, yuk simak di bawah ini!
Berikut adalah kisah inspiratif seorang anak
desa yang tidak menyerah terhadap kerasnya gempuran hidup, hingga berada pada
satu titik yang tidak terbayangkan sebelumnya. Atas kesabaran, ketekunan, dan
segala proses yang dia lalui Allah menakdirkan Ismail Syakban menjadi seorang
dosen yang akan memotivasi banyak orang agar tidak menyerah dengan keadaan.
Ismail Syakban adalah seorang anak desa Sulik
Aia yang berada Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Tidak pernah
terlintas di fikirannya untuk menjadi dosen karena untuk sekolah saja sangat
susah karena Ismail Syakban sudah kehilangan sosok Ayah sejak kecil. Dalam
mencukupi kebutuhan harian seluruh anggota keluarga harus bekerja di sawah dan
ke ladang.
Saat melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah
untuk membiayai sekolahnya Ismail Syakban menjadi garin dan tinggal di Masjid,
serta dengan prestasi yang diraih alhamdulillah dapat sedikit menolong biaya
dan kebutuhan sekolahnya saat iitu Katanya baru bisa kuliah saat dapat beasiswa
yang direkomendasikan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat,
alhamdulillah berkat kegigihannya Ismail Syakban mampu menyelesaikan pendidikan
dalam kurun waktu 7 semester.
Tidak mau menyia-nyiakan waktu, di semester 8
dirinya mencoba peruntungan dengan mencari beasiswa program pasca sarjana atau
S2. Sungguh diluar dugaan program pasca sarjana dapat dia selesaikan hanya
dalam waktu 14 bulan. Selesai mengenyam pendidikan Ismail Syakban kembali pada
Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kemudian mengatakan agar dia kembali ke
Persyarikatan Muhammadiyah di wilayah masing-masing untuk mengabdi hingga
akhirnya Ismail Syakban ditempatkan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
sebagai Dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahaan.
Meskipun dari awal tidak ada niat untuk
menjadi dosen namun berkat kegigihan dan perjuangannya Allah memberikan satu
tempat mulia kepada Ismail Syakban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Manusia
Punya Rencana Allah Beri Yang Terbaik.
Melalui program beasiswa Ismail Syakban ingin
melanjutkan kuliah di bidang seni namun dia lulus di jurusan tarbiah Fakultas
Agama Islam, karena tidak punya pilihan dia harus jalani dengan lapang dada,
Hingga akhirnya jadi Dosen di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Selama menjalani profesi sebagai Dosen di
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Ismail Syakban
selalu ngelaju dari Solok ke Padang , sementara dari Sulik Aia ke kota Solok
ada jarak sekitar 40 menit perjalanan dengan sepeda motor.
Terkadang dia terpaksa menginap satu dua hari
di Padang dan tidur menumpang di Fakultas, namun semua itu dia jalani dengan
ikhlas karena Allah.
Walaupun saat ini Ismail Syakban sudah
berprofesi sebagai Dosen namun dia tidak pernah melupakan tanah tempatnya
berpijak. Tanpa rasa malu dan sungkan sedikitpun hingga hari ini dia masih
menekuni profesi lamanya sebagai petani, pagi hari sebelum berangkat ke Kampus
Ismail Syakban selalu menyempatkan diri ke sawah dan ladangnya, hal serupa juga
dia lakukan di sore hari sepulangnya mengabdi di Perguruan Tinggi.
Tidak hanya itu disela lelah dan kesibukannya
Ismail Syakban juga sempat menuangkan ide dan fikirannya dalam sebuah tulisan
hingga tidak terasa kreativitas fikirannya menjadi beberapa novel yang sudah
dilirik perusahaan untuk diterbitkan, diantaranya Pelabuhan Tak Berkapal,
Mozaik Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, dan Sang Pengembara.
Tahun 2018 Ismail Syakban diberi amanah
sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan diberi tantangan oleh
Rektor untuk mendapatkan setidaknya 30 orang mahasiswa baru, saat itu Rektor
menjanjikan hadiah jika Ismail Syakban mampu mencapai target tersebut.
Berkat usaha dan kerja keras Program Studi
Pendidikan Agama Islam berhasil mendapa mahasiswa sebanyak 32 orang ditahun
pertamanya menjabat sebagai Ketua Program Studi. Dan pada tahun 2019 Program
Studi Pendidikan Agama Islam mendapat mahasiswa sebanyak 38 orang. Ditahun yang
sama Ismail Syakban berhenti jadi Ketua Program Studi karenakan melanjutkan
pendidikan ke jenjang S3.
Maka dari itu mulai saat ini tanamkanlah fikiran positif dalam diri, hargai setiap proses, kerja keras maupun kerja cerdas, serta jangan mudah menyerah.
Makna : dari kisah inspiration kali ini
kita dapat mengambil makna bahwasanya kita tidak boleh menyerah pada kerasanya
gemparan hidup, hinga pada saatnya kita pasti akan berada pada titik dimana
tidak akan terbayangkan sebelumnya, seperti halnya dari kisah yang di alami Ismail
syakban, yang sebelumnya ia tidak ada niatan untuk menjadi dosen namun berkat
kegigihan dan perjuangannya Allah memberikan satu tempat mulia kepada Ismail
Syakban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Manusia Punya Rencana Allah Beri
Yang Terbaik.
Sumber :
https://www.bacagituloh.com/selebritis/pr-8817365510/sepenggal-kisah-inspiratif-ismail-syakban-orang-tak-punya-dapat-kesempatan-kuliah-kini-jadi-dosen?page=2
Komentar
Posting Komentar