KAJIAN KHUSUS (KASUS)
KAJIAN KHUSUS (KASUS)
Judul: Pembuktian
Hipotesis Teori Konsumsi Pada Pedagang Cilok
Pandemi
covid 19 cukup membuat gejolak dalam perekonomian dunia. Bahkan, perekonomian
Indonesia sendiri turun drastis akibat diberakukannya sistem lockdown
atau stay at home. Dampak pemberlakuan kebijakan ini sangat dirasakan
oleh UMKM karena ada pembatasan jam penjualan dan pendapatan yang menurun
membuat konsumsi masyarakat juga ikut menurun. Berdasarkan survey yang dilakukan
oleh Departemen Penelitian dan Pengembangan (litbang) kepada salah satu UMKM,
yaitu pedagang cilok, mereka berpendapat bahwa pendapatan mereka pada sebelum
covid-19 dan pada saat covid-19 jauh berbeda. Sehingga, pola konsumsi mereka turut
berubah. Terdapat 4 teori konsumsi yang membahas mengenai pola konsumsi, yakni
Teori Konsumsi Keynes, Teori Konsumsi Daur Hidup (Life Cycle), Teori
Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income Hypothesis) dan Teori
Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis).
Teori
Konsumsi Keynes menjelaskan adanya hubungan antara pendapatan yang diterima
saat ini/siap pakai (pendapatan disposable) dengan konsumsi yang
dilakukan saat ini juga. Keynes menjelaskan bahwa variabel pendapatan dan
konsumsi memiliki hubungan yang positif. Apabila pendapatan naik maka konsumsi
dipastikan akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Jika dikaitkan dengan
kondisi pedagang cilok pada saat covid-19, konsumsi pedagang cilok mengalami
penurunan karena pendapatannya yang menurun.
Teori
Konsumsi Daur Hidup merupakan hasil kolaborasi dari tiga ekonom yakni, Arbert
Ando, Richard Bumberg dan Franco Modigliani. Teori ini berasaskan pada model
perilaku konsumsi Fisher untuk mempelajari fungsi konsumsi. Menurut model
Fisher, konsumsi bergantung pada pendapatan seumur hidup seseorang. Modigliani
menekankan bahwa pendapatan bervariasi secara sistematis selama kehidupan
seseorang dan tabungan membuat konsumen dapat menggerakkan pendapatan dari masa
hidupnya ketika pendapatan tinggi ke masa hidup ketika pendapatan rendah. Interpretasi
inilah yang mendasari hipotesis daur hidup. Ketika pendapatan pedagang cilok
menurun, maka konsumsi dan juga tabungan mereka juga ikut menurun. Tabungan
yang mereka miliki akan digunakan ketika pendapatan mereka tidak mencukupi
untuk melakukan konsumsi. Berdasarkan data yang kami miliki, jumlah tabungan
pedagang cilok mengalami penurunan yaitu sebesar 12,5 %.
Teori
Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income Hypothesis), dikemukakan
oleh Milton Friedman. Teori ini membedakan pendapatan masyarakat menjadi dua
unsur yaitu, pendapatan permanen ialah pendapatan yang diharapkan akan terus
ada dan bertahan di masa yang akan datang serta pendapatan sementara (transitory)
yang merupakan pendapatan yang diperkirakan tidak akan terus ada atau bertahan di
masa depan. Dilihat dari hasil penelitian terhadap pedagang cilok bahwa mereka yang
berdagang keliling tidak memiliki pendapatan sementara. Adapun Sebagian dari
mereka yang memiliki pendapatan sementara tidak mempengaruhi pola konsumsi
mereka. Artinya, mereka yang memiliki pendapatan sementara tetap bergantung
pada pendapatan permanen.
Teori
Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis) merupakan
sebuah teori yang dikemukakan oleh James Dusenberry. Teori ini didasarkan pada dua
asumsi yaitu, tingkat konsumsi atau selera konsumen atas barang/jasa adalah interdependent.
Jadi, yang dimaksud ialah pengeluran/konsumsi dipengaruhi oleh orang
sekitarnya. Lalu yang kedua yaitu, tingkat konsumsi bersifat irreversible,
artinya pola pengeluaran seseorang pada saat pendapatan naik akan berbeda
dengan pola pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan mengalami penurunan. Berdasarkan
hasil penelitian, gaya hidup lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pola
konsumsi para pedagang cilok keliling, hal ini dibuktikan dengan hasil survey
sebesar 4,2% pola konsumsi pedagang cilok keliling tidak terpengaruh dengan
gaya hidup lingkungan sekitarnya. Beda halnya dengan cilok stand sebesar 16,7%.
Berdasarkan hasil
analisis dan penelitian, pedagang cilok stand dan keliling tidak banyak
memiliki perbedaan. Namun, ada beberapa perbedaan tertentu, seperti
perubahan pendapatan saat covid-19. Dari data juga diperoleh
bahwa, pedagang cilok keliling dan stand sama-sama tidak mengikuti gaya
hidup di lingkungannya. Antara pedagang cilok keliling dan
stand, pedagang cilok keliling banyak yang memiliki pendapatan lain selain
berjualan cilok sebesar 45,8% (pendapatan sementara), sedangkan pedagang
cilok stand sebesar 41,7%. Artinya, terdapat tiga hipotesis teori konsumsi yang
berlaku baik terhadap pedagang cilok keliling dan stand, yakni teori konsumsi Keynes,
hipotesis teori konsumsi pendapatan permanen dan hipotesis konsumsi life
cycle. Sementara, pada hipotesis teori konsumsi pendapatan relatif tidak
terbukti dan tidak sesuai dengan keadaan ekonomi para pedagang cilok.
Komentar
Posting Komentar