LIFE INSPIRATION
Kisah Inspiratif Anak Penjaga Hutan
Wanagama
Bisa Kuliah S3 Ke Jepang
Hallo Sahabat Ekonomi Pembangunan, kisah inspiratif kali ini datang dari mahasiswi pantang menyerah dan hingga bisa kuliah S3 Ke Jepang bernama Sawitri. Bagaimana kisah inspiratif yang di sampaikan oleh Sawitri, yuk simak di bawah ini!
Sejak
tahun 1991, Tukiyat menjadi seorang penjaga Hutan Wanagama yang dikelola oleh
Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia beserta istri dan anaknya tinggal di dalam
hutan itu. Karena tinggal di tengah hutan, tidak ada tetangga atau warga yang
tinggal di dekat rumah mereka.
Sehari-hari
mereka hidup di tengah rimbunan pepohonan dan semak belukar. Namun, keadaan
yang sunyi itu membuat anak perempuannya, Sawitri, menjadi lebih dekat dengan
alam. Sehari-hari Sawitri bermain dan belajar dengan pepohonan di sekitarnya
dan diselingi dengan membaca buku.
Hal
itulah yang membuat Sawitri kecil gemar membaca buku. Hobi baca buku itulah
yang kemudian mengantarnya untuk meraih jenjang pendidikan tertinggi yaitu
gelar doktoral. Bahkan, ilmu yang digelutinya tidak jauh-jauh dari lingkungan
yang biasa ia kenal sejak kecil, yaitu seputar hutan.
“Sejak
kecil ia itu sudah hafal nama-nama latin dari jenis-jenis pohon karena ia juga
sering mendengar saat ada dosen dan mahasiswa lagi praktik lapangan,” cerita
Tukiyat, dikutip dari Ugm.ac.id pada Jumat (19/6).
Riwayat
Pendidikan Sawitri
Sawitri
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Wonosari tahun 2011. Dia
melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM Prodi Silvikultur.
Setelah
berhasil menempuh pendidikan S1, dia kemudian melanjutkan studi S2 di prodi
yang sama. Sejak tahun 2017, dia mengambil S3 di Jepang.
Selama
di Jepang, Sawitri mengambil kuliah gelar doktor di Prodi Biosphere Resource
Science and Technologi Universitas Tsukuba. Rencananya, ia akan menyelesaikan
gelar doktornya itu pada September 2020 nanti.
Menghadapi
Kendala Kuliah
Selama
berada di Jepang, Sawitri mengaku sempat menghadapi kendala karena harus
menekuni bidang teknologi molekuler yang masih awam baginya. Namun, ia bekerja
keras untuk melewati tantangan tersebut dan akhirnya bisa menyelesaikan
pendidikan dengan tepat waktu.
Setelah
selesai masa studi yang sedang dijalani kini, Sawitri berharap bisa
berkontribusi untuk kemajuan ilmu pengetahuan tentang kehutanan di Indonesia.
“Harapan
saya, bidang ilmu yang saya tekuni ini bisa mengombinasikan ilmu genetika dengan
fenotopik/morfologi untuk menunjang pemuliaan tanaman hutan di Indonesia,” ujar
Sawitri.
Sejak
Kecil Hidup di Hutan
Sawitri mengatakan, hutan sudah menjadi bagian dari rumahnya.
Saat kecil, dia sering diajak sang ayah untuk menyemai benih dan melakukan budi
daya tanaman hutan. Karena tinggal di hutan itulah, Sawitri kecil dan
keluarganya terbiasa hidup sederhana.
Karena tempat tinggalnya jauh dari kampung dan pemukiman
penduduk, ia tidak mempunyai teman sepulangnya dari sekolah. untuk itulah ia
menghabiskan waktu dengan membaca buku.
“Kami tidak punya TV sampai sekarang. Tidak ada hiburan untuk
membunuh waktu. Pelariannya ya membaca buku. Dulu di Wanagama ada perpustakaan.
Saya suka baca buku apa saja walaupun itu terbitan lama,” kenang Sawitri.
Terbiasa Hidup Prihatin
Bukan hanya tak punya TV, untuk pergi ke sekolah setiap pagi
saja Sawitri harus berjalan kaki sejauh 2 km melewati hutan agar bisa sampai ke
kampung terdekat. Selain itu, dia juga tak diberi uang jajan oleh orang tuanya.
Karena terbiasa hidup dengan kondisi yang serba prihatin, ia kemudian
termotivasi untuk melanjutkan studi ke jenjang S3 dengan harapan bisa
menyenangkan orang tuanya suatu saat kelak. “Berkat kekuatan do’a dan tekad
mereka bisa mendukung saya hingga bisa kuliah S3 seperti sekarang ini,” kata
Sawitri, Jumat (19/6).
Makna
Life Inspiration kali ini yaitu :
Jangan
berputus-asa dalam mengejar sebuah cita-cita, jangan pernah mengeluh dengan
kondisi apa pun yang kalian alami, selagi kalian niat, terus mencoba, dan tidak
menyerah, pasti usaha yang kalian lakukan tidak akan sia-sia dan akan menjadi
pengalaman yang berharga suatu saat nanti.
Komentar
Posting Komentar