ECONOMICS MONTHLY REPORT : SEPTEMBER


 

ECONOMICS MONTHLY REPORT ON SEPTEMBER

 

 

1.      Daftar Kebutuhan yang Terancam Makin Mahal Karena Harga Pertalite Naik

4 September 2022

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220826145257-92-839516/daftar-kebutuhan-yang-terancam-makin-mahal-karena-harga-pertalite-naik

 

Presiden Jokowi resmi kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dan solar. Untuk pertalite, harga naik dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter. Sementara solar, harganya naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Hal ini seiring membengkaknya anggaran subsidi energi menjadi Rp502 triliun dari proyeksi awal Rp170 triliun APBN 2022. Dari sisi kuota, pertalite dan solar kian menipis. Data PT Pertamina (Persero) menunjukkan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite telah mencapai 16,8 juta kiloliter (kl) hingga Juli 2022. Artinya, kuota pertalite hingga akhir 2022 hanya tersisa 6,25 juta kl dari total kuota yang ditetapkan tahun ini sebanyak 23,05 juta kl. penyaluran BBM subsidi jenis solar juga telah mencapai 9,9 juta kl hingga Juli 2022. Sehingga sisa kuota solar hingga akhir tahun hanya tersisa 5,2 juta kl dari total kuota 15,1 kl. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan kenaikan pertalite dan solar akan berimbas pada harga-harga komoditas lainnya.

dampak kenaikan harga pertalite dan solar terhadap biaya barang dan jasa?

Biaya Transportasi

ongkos transportasi merupakan sektor pertama yang terkena dampak dari kenaikan harga BBM subsidi. Hal ini tidak bisa dihindari karena ongkos transportasi memang bergantung pada harga bahan bakar. Dimana dampak yang paling besar pada ongkos transportasi akibat kenaikan BBM

Biaya Logistik

efek ikutan dari kenaikan BBM yang berimbas pada kenaikan ongkos transportasi adalah biaya logistik. Oleh karena itu biaya logistik pun terancam melambung. dimana Ongkos transportasi ini terasosiasi dengan biaya logistic.

Harga Pangan

Faisal menuturkan harga pangan pun terancam ikut melambung jika harga BBM subsidi naik. Pasalnya, kenaikan biaya logistik tadi berkaitan erat dengan harga pangan. Ketika biaya logistik naik, kata dia, harga pangan pun ikut melambung karena ongkos distribusinya naik. Hal ini tentu berpengaruh pada harga barang-barang lain. Termasuk bahan pangan karena yang paling banyak diangkut via logistic.

Inflasi Naik, Konsumsi Turun

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menghitung apabila harga pertalite diasumsikan naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, maka inflasi diperkirakan tembus 6 persen hingga 6,5 persen secara tahunan. “Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015," ujarnya. Kenaikan harga pertalite, akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari tadi pun bahkan bisa meningkatkan jumlah orang miskin baru. Menurutnya, ekonomi 40 persen kelompok rumah tangga terbawah dikhawatirkan akan semakin berat. Ditambah lagi, 64 juta UMKM bergantung pada BBM subsidi. Bhima juga memprediksi konsumsi rumah tangga bisa melemah ke level 3,75 persen. "Konsumsi akan melemah diproyeksikan hanya tumbuh 3,75 hingga 4 persen pada semester II 2022," kata dia.

2.     

 2. Ekonom: Cadangan devisa stabil ditopang kondisi eksternal yang Tangguh

7 September 2022

https://www.antaranews.com/berita/3104965/ekonom-cadangan-devisa-stabil-ditopang-kondisi-eksternal-yang-tangguh

 

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman mengatakan kondisi cadangan devisa Indonesia yang stabil pada Agustus 2022 disebabkan oleh sektor eksternal yang masih tangguh dalam meredam ketidakpastian global. Tercatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 sebesar 132,2 miliar dolar AS atau tidak mengalami perubahan dibandingkan periode Juli 2022 yang juga sebesar 132,2 miliar dolar AS. Pada akhir tahun 2022 Cadangan Devisa akan mencapai Kisaran 130 hingga 140 miliar dolar, atau mengalami penurunan dari yang sebelumnya sebesar 144.9 miliar dolar AS pada 2021. Proyeksi itu berdasarkan pada perkiraan terkait surplus barang dalam neraca transaksi berjalan (current account balance) yang akan mengalami penyempitan ke depan. Dia memperkirakan impor akan mampu mengimbangi ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

tren kenaikan sebagian besar harga komoditas juga mulai mereda di tengah kekhawatiran resesi global yang dapat melemahkan permintaan global. Sehingga, hal ini dapat berisiko melemahkan kinerja ekspor pada semester II tahun 2022. "melihat neraca transaksi berjalan tahun 2022 masih berpotensi mencatatkan surplus kecil sebesar 0,03 persen dari PDB, menjaga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah, " ujar Faisal. Selain itu, menurut dia, upaya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menerapkan kembali sanksi bagi eksportir yang tidak menempatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri, akan semakin mendukung stabilitas ini. di sisi lain Faisal mengatakan neraca keuangan akan menghadapi beberapa risiko penurunan yang kemungkinan dapat menutup masuknya aliran modal pada semester II tahun ini, hal Ini disebabkan oleh normalisasi moneter global yang lebih hawkish dan cepat yang memicu sentimen kualitas atau capital outflow di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2022 ini setara dengan pembiayaan 6,1 bul   an impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan ini jauh di atas standar kecukupan cadangan internasional yang setara 3 bulan impor.

3.       

3. Rupiah Bersinar ke Rp14.900 per Dolar AS Berkat Data Cadangan Devisa

8 September 2022


Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.900 per dolar AS pada Kamis (8/9) sore. Mata uang menguat 17 poin atau 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.905 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang melemah 0,16 persen, won Korea Selatan menguat 0,26 persen, dolar Singapura melemah 0,14 persen, dan peso Filipina menguat 0,03 persen. Lalu, yuan China menguat 0,05 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, dan dolar Hong Kong terpantau stagnan sore ini. Di sisi lain, mayoritas mata uang negara maju kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,18 persen, euro Eropa melemah 0,36 persen, dolar Australia melemah 0,61 persen, dan dolar Kanada melemah 0,16 persen.

Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah menguat karena cadangan devisa (cadev) tetap stabil per Agustus 2022. Tercatat, cadev RI sebesar US$132,2 miliar pada Agustus 2022. Angkanya sama seperti bulan sebelumnya. Pemegang Saham Vivo Diduga Terkait Perusahaan Prabowo Subianto. Lalu, yuan China menguat 0,05 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, dan dolar Hong Kong terpantau stagnan sore ini. Di sisi lain, mayoritas mata uang negara maju kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,18 persen, euro Eropa melemah 0,36 persen, dolar Australia melemah 0,61 persen, dan dolar Kanada melemah 0,16 persen. Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah menguat karena cadangan devisa (cadev) tetap stabil per Agustus 2022. Tercatat, cadev RI sebesar US$132,2 miliar pada Agustus 2022. Angkanya sama seperti bulan sebelumnya.

4.       

4. Banyak Negara Kena Krisis Utang Akut

10 September 2022

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220910172432-4-371014/ramalan-jokowi-nyata-banyak-negara-kena-krisis-utang-akut


Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kali kesempatan pidatonya membicarakan ada 60 negara yang terancam dalam krisis utang, karena rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) melebihi 100% saat ini. Pernyataan Jokowi nyata dan krisis utang akut tersebut tengah terjadi di beberapa negara. Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menjabarkan, dari data yang dihimpun dari laman Trading Economics, pada 2021 Venezuela merupakan negara yang memiliki rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tertinggi di dunia, yakni mencapai 350%. Selain Venezuela ada Jepang dengan rasio utang terhadap PDB-nya mencapai 266%, Greece 193%, Italia 151%, Amerika Serikat 137%, Bahrain 128%, Inggris 95,9%, Argentina 80,5%, Brazil 80,3%, India 74%, Afrika Selatan 69,9%, Jerman 69,3%, China 66,8%.

 

Di negara kawasan ASEAN, tercatat pada 2021 rasio utang terhadap PDB tertinggi ditempati oleh Singapura mencapai 131%, Malaysia 63,3%, Filipina 60,4%, Thailand 59,6%, Vietnam 46,7%, dan Indonesia terbilang aman dengan rasio utang 38,5% terhadap PDB. Kendati demikian, kata Faisal, Indonesia tidak boleh jumawa, karena sebenarnya beban utang Indonesia besar. Dalam dokumen RAPBN 2023, diketahui nilai beban utang pemerintah meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2021 misalnya, beban utang pemerintah yang harus dibayarkan mencapai Rp 343,5 triliun, di tahun ini diperkirakan beban utang yang harus dibayarkan mencapai Rp 403,9 triliun dan pada 2023 diperkirakan mencapai Rp 441,4 triliun. "Sedemikian besarnya bayar bunga utang, sehingga pemerintah bayar bunga utang harus pinjam, karena primary balance-nya minus," jelas Faisal dalam sebuah webinar Taxation and Sustainable Finance Working Group yang diadakan oleh Civil 20, dikutip Sabtu (10/9/2022). Primary balance adalah penerimaan pemerintah dikurang pengeluaran pemerintah, namun tidak termasuk pos pembayaran bunga utang. "Jadi sebelum bayar bunga sudah minus. Kalau bayar bunga, harus pinjem lagi terpaksa," kata Faisal lagi.

Kendati demikian, Faisal mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengelola utang saat ini, terutama dilihat dari kepemilikan asing di surat utang negara atau surat berharga negara (SBN). Porsi utang pemerintah saat ini, 88,55% berasal dari penarikan utang SBN, dan hanya 11,5% yang berasal dari pinjaman. Dirinci lagi, saat ini sebanyak 98,1% utang pemerintah adalah pinjaman dalam negeri. "Jadi praktis yang namanya utang luar negeri hanya 10% dari total utang," jelas Faisal. Namun, Faisal memandang ketahanan utang di Indonesia dengan porsi lebih dominan dimiliki asing dalam bentuk SBN, dinilai rentan. Kalau Indonesia melakukan utang melalui pinjaman luar negeri bilateral, negara bisa mendapatkan bunga yang rendah. "Kalau kita mau beban bunga turun, dibandingkan sangat berat saat ini, lebih bagus utang luar negeri. Ke Jepang bunga hanya 0,2%, masa pembayarannya 30 tahun, gross periodenya 10 tahun. Kalau ada masalah dengan ULN kita, bisa minta jadwal ulang dan lari ke Paris club, makanya OECD yang ngurusin utang luar negeri," jelas Faisal. "Kalau mau penjadwalan ulang bicara di Paris, nanti di rescheduling utangnya, kita hapus utang-utang sebagian. Itu gunanya ULN. Kalau utang dengan surat utang (SBN), kalau ada masalah bebannya berat. Gak ada forumnya, ya pasar kita anjlok," kata Faisal lagi. merujuk data Kementerian Keuangan posisi utang pemerintah hingga Juli 2022 telah mencapai Rp 7.163,12 triliun atau setara 39,56% dari produk domestik bruto (PDB). Nilai utang pada Juli 2022 tersebut naik 0,55% dibandingkan bulan lalu yang nilainya mencapai Rp 7.123,62 triliun.

 

5.      Harga Pangan Kompak Turun Pekan Ini, Cabai Lebih Murah Rp8.000

19 September 2022

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220919112522-92-849657/harga-pangan-kompak-turun-pekan-ini-cabai-lebih-murah-rp8000

 

Rata-rata harga cabai turun drastis Rp3.000-Rp8.000 per kilogram (kg) usai BBM naik lebih dari dua pekan. Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin (19/9), rata-rata harga cabai rawit merah turun Rp3.000 menjadi Rp62.850 per kg. Sementara, rata-rata cabai merah besar dibanderol Rp53.250 per kg. Bahan pokok itu turun Rp7.350 per kg dibanding akhir pekan lalu yang lebih dari Rp60 ribu per kg. Begitu juga dengan cabai merah keriting yang rata-rata dijual Rp56 ribu per kg. Harganya turun Rp8.700 per kg dibandingkan Jumat (16/9) lalu. Kemudian, rata-rata harga cabai rawit hijau turun Rp7.550 dari Rp52.100 menjadi Rp48.900 per kg.

Namun, harga pangan itu masih tinggi di beberapa daerah, seperti Kota Gunung Sitoli sebesar Rp65ribu per kg, Kota Palembang Rp64.100 per kg, dan Kota Bandung Rp60 ribu per kg. Komoditas pangan lain yang ikut menurun, antara lain telur ayam ras sebesar Rp150 menjadi Rp30.150 per kg, bawang merah ukuran sedang Rp3.150 menjadi Rp3.300 per kg, dan bawang putih ukuran sedang Rp1.500 menjadi Rp27.250 per kg. Rata-rata harga daging juga tampak lebih murah awal pekan ini. Lihat saja, daging ayam ras segar hanya dibanderol Rp34.050 per kg atau turun Rp1.000 dan daging sapi kualitas 1 Rp131.800 per kg atau turun Rp5.800.

 

6.      India Larang Ekspor Beras, Indonesia dan Filipina Bakal Kena Imbas

20 September 2022

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220920151900-92-850325/india-larang-ekspor-beras-indonesia-dan-filipina-bakal-kena-imbas

 

 

Perusahaan konsultan asal Jepang Nomura memperkirakan Indonesia dan Filipina paling rentan terdampak larangan ekspor beras India. India melarang ekspor beras pecah dan memungut pajak ekspor 20 persen pada sejumlah varietas mulai 9 September lalu. Langkah itu untuk mengendalikan harga beras domestik. Dilansir dari CNBC, Selasa (20/9), Nomura memperkirakan dampak kebijakan itu tidak merata di Asia. Namun, Indonesia dan Filipina paling rentan terdampak.India menguasai 40 persen pengiriman beras secara global dengan mengekspor ke lebih dari 150 negara. Tahun lalu, ekspor beras India mencapai 21,5 juta ton. Reuters melaporkan angka itu lebih besar dari gabungan empat eksportir beras terbesar di bawah India yakni Thailand, Pakistan, Vietnam, dan AS. Namun, produksi beras turun 5,6 persen sejak awal tahun hingga 2 September 2022, karena curah hujan yang di bawah rata-rata. Pemerintah India, baru-baru mengumumkan produksi beras selama musim monsoon antara Juni dan Oktober bisa turun antara 10 hingga 12 juta ton yang mengindikasikan hasil panen bisa merosot hingga 7,7 persen.

 

7.      Badan Pangan Akan Patok Harga Kedelai di Kisaran Rp10 Ribu per Kg

20 September 2022

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220920115335-92-850205/badan-pangan-akan-patok-harga-kedelai-di-kisaran-rp10-ribu-per-kg

 

Badan Pangan Nasional (BPN) akan menetapkan kebijakan harga acuan kedelai lokal, di kisaran Rp10 ribu per kilogram. Kepala BPN Arief Prasetyo Adi mengatakan kebijakan ini dalam rangka rangka membantu petani dan meningkatkan produksi dalam negeri. Ia menambahkan rencana harga di kisaran Rp10 ribu per kg tersebut harus dapat memberikan keuntungan bagi petani.Namun, penetapan harga tersebut harus beriringan dengan peningkatan produktivitas kedelai yang dihasilkan. "Sesuai arahan Presiden, kita segera menyiapkan kebijakan harga tersebut, tentunya dengan mengajak semua pemangku kepentingan terkait untuk duduk bersama," ujar Arief mengutip Antara, Selasa (20/9). Sebelumnya, Presiden menekankan agar kebutuhan kedelai di Indonesia tidak bergantung pada impor. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) diminta untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menanam bibit varietas unggul, dan bila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik (genetically modified organism/GMO). Dengan menggunakan bibit GMO diharapkan produksi kedelai per hektare dapat meningkat dari 1,6 sampai 2 ton per hektare menjadi sekitar 3,5 sampai 4 ton per hektare.

 

8.      Suku Bunga BI Naik Agresif, Pengusaha: Ekonomi dan Daya Beli Turun, Inflasi Semakin Tinggi

23 September 2022

https://bisnis.tempo.co/read/1637705/suku-bunga-bi-naik-agresif-pengusaha-ekonomi-dan-daya-beli-turun-inflasi-semakin-tinggi

 

 

Kalangan pengusaha memperkirakan tingkat inflasi di Indonesia tetap tinggi meski kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia agresif naik 50 basis poin, dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, kenaikan inflasi Indonesia dipengaruhi kenaikan inflasi global. Penyebabnya, kata dia, terganggunya sisi penawaran atau cost push inflation, bukan karena tingginya permintaan atau demand pull inflation. "Kalau kita melihat lebih detail, fenomena kenaikan yang sedang terjadi di Indonesia cenderung karena faktor cost push inflation," kata Ajib saat dihubungi, Jumat, 23 September 2022. Ajib menjelaskan, ada tiga hal yang membuat kenaikan harga penawaran itu.  Pertama kebijakan fiskal pemerintah menaikkan tarif PPN pada 1 April 2022 dari 10 persen menjadi 11 persen. Kedua kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada 3 September 2022. Terakhir karena kondisi geopolitik yang mengganggu rantai pasokan global atau global supply chain.

Kenaikan suku bunga yang diambil BI itu akan tetap menyebabkan tingkat inflasi naik sambil membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi atau menurun. karena naiknya tingkat bunga acuan otomatis akan menurunkan konsumsi masyarakat. "Potensi pertumbuhan ekonomi yang akan jadi terkoreksi dan inflasi yang tetap merangkak naik. Sampai akhir tahun, pertumbuhan ekonomi cenderung akan bergerak di angka 5 persen," kata Ajib. Kondisi itu menurutnya akan berbahaya karena ketika inflasi terus naik hingga di atas pertumbuhan ekonomi, maka kesejahteraan masyarakat akan turun. Penurunan kesejahteraan masyarakat akan tercermin dari tingkat konsumsinya yang melemah. BI sendiri telah memperkirakan tingkat inflasi sampai akhir 2022 akan sedikit di atas 6 persen secara tahunan sedangkan pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan hanya bisa sampai 5,3 persen. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia kata Ajib mayoritas ditopang oleh konsumsi. Data Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021 yang sebesar Rp 16.970,8 triliun, lebih dari 54 persennya adalah kontribusi dari konsumsi masyarakat. "Kebijakan BI menaikkan suku bunga ini akan memberikan konsekuensi ekonomi dengan berkurangnya likuiditas dan cenderung menurunkan kemampuan daya beli serta konsumsi masyarakat," ujar Ajib.

Ajib mengakui, langkah ini terpaksa dilakukan BI sebagai upaya untuk untuk mengimbangi langkah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, yaitu Federal Reserve (The Fed) yang juga tengah agresif menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Di sisi lain, laju inflasi juga terus merangkak naik. Kuartal II 2022, inflasi pada bulan Juli menunjukkan angka inflasi sebesar 4,94 persen year on year (yoy), jauh di atas asumsi makro awal penyusunan APBN 2022 yang ditarget hanya kisaran 3 persen secara agregat pada 2022. Ajib mengatakan, pemerintah seharusnya fokus mengambil langkah pemberian insentif agar terjadi pengurangan biaya-biaya dan kemudahan produksi di tengah tren kenaikan suku bunga acuan. Dengan begitu, efek inflasinya tetap bisa terjaga sambil menjaga tren pemulihan ekonomi. "Misalnya kebijakan relaksasi kredit untuk dunia usaha yang kembali diperpanjang karena narasi besar atas potensi inflasi. Dengan pola pembiayaan yang lebih terukur dan managable, dunia usaha akan mempunyai fleksibilitas," kata Ajib.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ECONOMIC MONTHLY INSIGHT

DATA INSIGHT