ECONOMICS RESEARCH POST

 



Digitalization in Economy and Innovation: The Effect on Sosial and Economic Processes


 

 

Afonasova M.A., Panfilova E.E., Galichkina M.A, Ślusarczyk B.

Polish Journal of Management Studies

Introduction

Pertumbuhan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah meningkat secara signifikan selama tiga dekade terakhirEkonomi digital mengacu pada sistem kategori kelembagaan (konsep) yang terdiri dari pencapaian tingkat tinggi dan teknologi progresif, terutama digital, dan berfungsi untuk meningkatkan efektivitas produksi sosial. Pada ekonomi, ekonomi digital mengacu berdasarkan pada pengetahuan profesional dan pasar, kreativitas dan inovasi.

Beberapa negara anggota sedang bergerak menuju ekonomi digital, namun terdapat kesenjangan pembangunan dikarenakan kurangnya hubungan yang harmonis antara tingkat perkembangan teknologi digital dan waktu untuk memperkenalkan teknologi digital ke dalam bidang industri dan bisnis. Untuk membangun ekonomi digital yang lebih cepat dan lebih baik,kebijakan eropa memadukan merkantilisme,kebijakan persaingan dan strategi reformasi pasar tunggal digital. Permasalahan ini terfokuskan pada hambatan yang dirasakan terhadap pertumbuhan digital baik dari kebijakan digital langsung atau kinerja perusahaan asing.

 

Purpose

Teknologi digital telah secara signifikan mengubah kecepatan operasi dalam perekonomian. Internet dan perangkat digital merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi. Artikel ini menganalisis ekonomi dan masyarakat digital Rusia dalam konteks perbandingan dengan negara-negara Uni Eropa dan menarik kesimpulan mengenai tren pembangunan di masa depan. Berdasarkan data sekunder dari Komisi Eropa, studi ini menangani lima komponen Ekonomi Digital dan Indeks Masyarakat. Ini termasuk Indeks Pengembangan ICT, Indeks Inovasi Global (GII), Indeks Kesiapan Jaringan, Rumah Tangga Berbagi dengan Internet, dan Ekspor Teknologi Tinggi.

 

Method

Untuk menganalisis, indikator yang dipilih melalui analisis statistik laporan (The Organization for Economic Co-operation and development). Data diolah menggunakan skor tingkat pertumbuhan selama bertahun-tahun. Beberapa indikator yang dipilih berdasarkan verifikasi kepatuhannya dan yang mencirikan tingkat perkembangan sektor digital, indikator tersebut antara lain yaitu tidak memerlukan keterlibatan ahli, dapat dihitung tanpa detail, memberikan gambaran umum tentang digitalisasi, memungkinkan mengidentifikasi titik-titik lemah, menilai kemajuan digitalisasi dari waktu ke waktu, dan melakukan analisis komparatif.

 

Findings and Conclusion

Temuan dari studi ini menunjukkan peningkatan dalam pengembangan inovasi di Rusia. Namun, negara ini masih tertinggal dari negara-negara Eropa maju. Tingkat pertumbuhan Ekspor Teknologi Tinggi menunjukkan ketertinggalan Rusia dalam produksi produk dengan intensitas R&D yang tinggi. Di bidang undang-undang Federasi Rusia, ia menempati peringkat pertama di antara negara-negara CIS, di depan Kazakhstan dan Uzbekistan. Dalam peringkat keseluruhan, Eropa adalah pemimpin dalam penerapan standar keamanan dunia maya, serta langkah-langkah untuk memerangi kejahatan dunia maya dan spam. Saat ini, inovasi, penelitian, dan pengembangan merupakan inti dari ambisi politik di sebagian besar negara maju dan berkembang. Pengeluaran global untuk R&D terus tumbuh, dan para ahli memperkirakan porsi bisnis dalam pengeluaran R&D akan meningkat. Studi ini mengidentifikasi arah utama pengembangan ekonomi digital di Rusia, kekuatan dan kelemahannya. Terbukti, negara tersebut menempati posisi tinggi dalam peringkat Keamanan Siber Nasional. Temuan ini dapat diterapkan untuk membuat rencana strategis pengembangan inovasi di Rusia. Keterbatasannya adalah bahwa analisis hanya menggunakan data dari laporan Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi; rencana studi masa depan melibatkan analisis independen pengembangan inovasi di Rusia, khususnya di bidang ekonomi digital.

 

The Influence of Exchange Rate, Interest Rate and Inflation on Stock Price of LQ45

Index in Indonesia

 

Mochammad Fahlevi, Advances in Social Science, Education and Humanities Research

 

    Introduction

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor atau sebagai sarana pendanaan usaha. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk penambahan modal kerja, ekspansi, pengembangan usaha, dan lain-lain, baik pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti reksa dana, obligasi, saham dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dananya sesuai dengan karakteristik keunggulan dan resiko masing-masing instrument. Salah satu faktor yang membatasi pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah ketidaktersedianya tabungan dan investasi pada perusahaan yang produktif. Dalam hal ini, Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan terbuka di Indonesia. Dalam hal ini, Faktor makroekonomi sangat penting untuk setiap perubahan di pasar modal nasional.

 

Purpose

Penelitian ini bertujuan untuk fokus mengkaji dampak nilai tukar mata uang asing, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga terhadap harga saham di Indonesia dan mengetahui pengaruh variabel makroekonomi yang diwakili oleh 3 variabel yaitu nilai tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang mempengaruhi harga saham indeks LQ45.

 

Method

Metode Penelitian yang digunakan adalah pengembangan Hipotesis. Bagian ini bertujuan untuk mengajukan hipotesis yang didasarkan pada literatur makroekonomi dan harga saham. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non partisipan, yaitu dengan mencatat data tertulis dari dokumen-dokumen yang ada atau dikenal dengan data sekunder. Data tersebut akan diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Yahoo Finance. Horizon waktu penelitian ini adalah cross sectional dari periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

 

Conclusion

Nilai tukar mata uang asing, dan tingkat suku bunga memiliki kekuatan yang signifikan dalam mempengaruhi harga saham. Di sisi lain, tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Regresi berganda menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang asing dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang asing memiliki nilai sig 0,014. Dapat disimpulkan bahwa variabel forex memberikan kontribusi terhadap LQ45. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel forex memiliki hubungan dengan LQ45. Sehingga dapat disimpulkan bahwa forex memiliki pengaruh yang signifikan terhadap LQ45. Dalam penelitiannya Rachmadhanto & Raharja mengungkapkan hasil yang sama dimana dalam hasil penelitiannya menemukan pengaruh positif nilai tukar terhadap harga saham.

Variable kedua, terlihat pada hasil nilai regresi variabel suku bunga untuk variabel LQ45, artinya jika variabel suku bunga naik maka LQ45 akan turun sebesar 40,035, koefisiennya negatif, artinya suku bunga mempunyai hubungan yang berlawanan. ke LQ45. Hal ini sesuai dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Granger, dimana hasilnya menunjukkan ada pengaruh negative antara suku bunga terhadap harga saham.

Variabel terakhir yaitu tingkat inflasi menunjukkan bahwa hasil regresi nilai variabel inflasi pada variabel LQ45, artinya jika persentase inflasi meningkat maka LQ45 akan meningkat sebesar 705,6. Koefisiennya positif, artinya persentase inflasi dan LQ45 memiliki hubungan yang positif. Dimana hal ini tidak sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Utami & Rahayu yang menunjukkan bahwa secara empiris hasil studi teori membuktikan adanya pengaruh inflasi terhadap harga saham, semakin tinggi tingkat inflasi maka return saham semakin rendah

 

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara ASEAN

 

Muhammad Iqbal Haidar, Firmansyah

    

    Introduction

Globalisasi adalah proses dimana dengan kesatuan yang inklusif dari banyak sub-proses yang dimaksud seperti peningkatan interdependensi ekonomi, peningkatan pengaruh budaya, kemajuan pesat teknologi informasi, dan tantangan pemerintahan baru dan geopolitik yang semakin mengikat operorangan lebih erat dalam sebuah sistem global. Arus globalisasi mengakibatkan persaingan global menjadi semakin nyata yang akan menuntut setiap negara untuk semakin terbuka dan melakukan liberalisasi perdagangan internasional dengan cara melakukan kerjasama ekonomi baik regional, antarregional, bilateral, maupun multilateral. Adapun keterbukaan perdagangan internasional tersebut merupakan persentase penjumlahan total ekspor ditambah dengan impor barang dan jasa terhadap Produk Domestik Bruto Riil. Pendapat tersebut diperkuat oleh Chaudhry dan Imran (2009) yang menyatakan bahwa liberalisasi perdagangan sering dianggap sebagai alat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia. Apabila keterbukaan perdagangan suatu negara meningkat, secara terori akan meningkatkan pertumbuhan PDB negara tersebut juga.

Perkembangan selanjutnya, negara-negara ASEAN semakin memperluas kerjasamanya yang dibuktikan dengan mengadakan perjanjian Comprehensive Economic Partnership in East Asia (CEPEA) yang diselenggarakan pada 15 Januari 2007 di Cebu. Penelitian tersebut hanya berfokus pada 5 negara ASEAN yaitu, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta 6 negara di luar ASEAN yaitu: Australia, Cina (daratan), India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Singapura dari tahun 1999-2018 mempunyai keterbukaan perdagangan   internasional   tertinggi   di   antara   negara-negara   yang   lain.   Kemudian   Malaysia mempunyai keterbukaan  perdagangan  internasional tertinggi kedua. Selanjutnya diurutan ketiga disusul oleh Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Selandia  Baru, Indonesia, Cina, India, Australia, dan  terakhir Jepang.

Pada tahun 1999-2018 Negara data rata-rata ekspor, impor, keterbukaan perdagangan internasional, dan pertumbuhan ekonomi dari ke-6 Negara ASEAN antara lain, Singapura mempunya nilai rata-rata keterbukaan perdagangan internasional tertinggi sebesar 375,27%, setelahnya adalah Malaysia sebesar 177,07%, Vietnam sebesar 143,48%, Thailand sebesar 126,85%, Korea Selatan sebesar 82,05%, Selandia  Baru  sebesar  59,17%,  Indonesia  sebesar  52,15%,  Cina  sebesar  48,82%,  India  sebesar 42,16%, Australia sebesar 40,94%, dan Jepang sebesar 27,84%. Teori dari modal manusia (theory of human capital) menyatakan bahwa pendidikan menjadi komponen yang sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja (Chaudhry, et. al. 2010). Modal manusia menurut Gould dan Ruffin (1995) tidak hanya berperan  sebagai mesin  pertumbuhan  (engine of growth), namun  juga menjadi input produktif selain tenaga kerja dan modal fisik.

 

Method

Penilitian dalam jurnal menggunakan basis data sekunder yang bersumber dari international Monetary Fund, World Bank, Badan Pusat Statistika, United National Educational, Scientific, and Cultural Organizaation, dan sumber-sumber lainnya. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan PDB, ekspor-impor, luas wilayah, total produk, dan pendapatan perkapita di negara-negara ASEAN dalam tempo 1999-2018. Dalam penelitian penulis menggunakan metode analisis data panel dinamis dengan pendekatan GMM (Generalized Method of Moments), dengan tujuan mengontrol bias yang berkaitan dengan simultanits dan individual special effect dari data setiap negara. Prosedur yang digunakan dalam pendekatan GMM yaitu First-Differences GMM (FD-GMM) dan system GMM (SYS-GMM).

 

Conclusion

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan ASEAN+6 pada bab sebelumnya, dan merujuk pada tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Dalam model keseluruhan negara dan negara sudah maju, variabel modal manusia yang ditunjukkan dengan rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pada model negara sedang berkembang variabel modal manusia berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi; dan variabel aliran modal yang ditunjukkan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto memiiki pengaruh yang tidak signifikan dan negatif terhadap variabel pertumbuhan ekonomi pada kelompok penelitian keseluruhan negara dan negara sudah maju di kawasan ASEAN+6. Sedangkan pada kelompok penelitian negara sedang berkembang variabel aliran modal memiiki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ECONOMIC MONTHLY INSIGHT

DATA INSIGHT