KELANA MOTIVASI ~ KISAH ANAK TKI YANG BERHASIL KULIAH S2 DI LONDON DENGAN BEASISWA

Kisah Anak TKI yang berhasil Kuliah S2 di London dengan Beasiswa

 

Hallo Sahabat Ekonomi Pembangunan, kisah inspiratif kali ini datang dari mahasiswa yang berhasil kuliah S2 di London, yang bernama Muhammad Syaeful Mujab. Bagaimana kisah inspiratif yang di sampaikan oleh Mujab, yuk simak di bawah ini!



Pria yang akrab disapa Mujab ini, tercatat sebagai alumnus S1 Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) dengan bantuan pendidikan Bidikmisi dan beasiswa Rumah Kepemimpinan. Rampung jadi sarjana, laki-laki asal Tegal, Jawa Tengah ini melanjutkan pendidikan S2 Development Studies di London School of Economics and Political Science (LSE), London, Inggris.

Cerita Mujab bisa lulus UI dan mendapatkan beasiswa LPDP cukup unik. Dia meyakini faktor terbesar kekuatan dan keberhasilannya masuk UI dan menuntaskan S2 merupakan berkat restu dan doa dari ibunya. Bagaimana kisah inspiratif yang di sampaikan oleh Mujab, yuk simak di bawah ini!

Belajar Sejak Kecil

Mujab, berasal dari keluarga yang merupakan penerima bantuan-bantuan sosial pemerintah bagi Mujab mendorongnya ingin belajar lebih lanjut tentang pembangunan, dan kebijakan yang berdampak bagi setiap lapisan masyarakat.

Saat SMP, sang ibu memantapkan diri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Mujab diasuh oleh nenek. Pengalaman ini bagi Mujab terasa cukup berat, terlebih dengan stigma di lingkungan atas kondisi keluarga. Namun, ia coba menunjukkan diri sebagai sosok berprestasi sejak SD hingga SMA.

Ekspetasi untuk Bekerja

Keluarga besar semula menyarankan Mujab masuk SMK. Harapannya, ia bisa langsung kerja setelah lulus dan bantu perekonomian kkeluarga Namun, Mujab mengutarakan keinginannya untuk lanjut SMA pada sang Ibu. Ia berpikir, ia ingin mengejar materi SMA supaya bisa kompetitif dan masuk perguruan tinggi.

Siswa Berprestasi Kabupaten Tegal ini berminat kuliah ilmu politik, di Universitas Indonesia. Mujab menuturkan, minatnya di bidang ilmu politik muncul sejak sekitar usia 12 tahun saat menonton talk show di televisi.

Diskusi dengan pamannya juga menguatkan Mujab untuk memilih lanjut kuliah di perguruan tinggi. Pengalamannya mewakili sekolah untuk ajang kompetisi di kampus UI kelak memantapkannya untuk kuliah di sana. “Di situ akhirnya mata terbuka, aku berkesempatan melihat teman-teman dari seluruh Indonesia. Yang sudah lebih aksesnya dari saya, sudah lebih well-spoken dari saya. Saya termotivasi kejar perbaikan diri, dan salah satu pilihan prodi saat itu di politik,” tuturnya.

Memaksimalkan Perkuliahan

Ketika kuliah di UI, ia aktif mengikuti banyak aktivitas kemahasiswaan. Meski sudah mendapatkan bantuan beasiswa dari #UangKita untuk sekolah, ibunya tetap bekerja di Malaysia. Mujab tidak mau kalah dari ibunya, dia juga ikut bekerja selama kuliah. "Buat bantu survive apalagi pas kuliah di UI, ia dikit-dikit ngajar les, mengikuti lomba, dan jadi MC di acara wedding," tutur Mujab

Bagi Mujab, kuliah di UI jadi turning point untuk mengikuti lebih banyak kompetisi, mengakses kesempatan, dan membuka peluang lebih luas di bidang akademik dan nonakademik. Timnya meraih juara 1 nasional kompetisi debat politik dan pemerintahan 2014 yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM), sementara ia meraih juara 3 kategori pembicara terbaik. Pada 2015, ia menjadi pemenang kompetisi debat di Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) UI sebagai perwakilan resmi FISIP UI. Ia juga salah satu Mahasiswa Berprestasi Akademik (2016) dan Kategori Kepemimpinan (2017) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI ini juga menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI 2017.

Tawaran mengikuti ajang Abang-None Jakarta lalu muncul. Rampung revisi skripsi tetapi belum dapat wisuda, Mujab menyanggupi kesempatan ini dengan pertimbangan akan punya wadah kontribusi lain. Tahap screening CV, presentasi riset, wawancara, focus group discussion, dan penampilan publik mengantarkannya sebagai Abang Jakarta 2018.

Di samping itu, Abang-None Jakarta rupanya membuka peluang Mujab untuk melanjutkan pendidikan S2 dengan beasiswa.

Tabungan untuk Persiapan S2 dengan Beasiswa

Ia menyiapkan tabungan untuk keluarga yang ditinggalkan sementara ia berangkat S2 jadi salah satu fokus penting sebagai tulang punggung keluarga. Mujab menjelaskan, perkuliahan di LSE berlangsung selama 1 tahun. Ia pun menyiapkan dana untuk kebutuhan keluarga selama 1tahun di Tanah Air. "Ini mungkin tidak perlu bagi anak-anak orang tua yang mampu, yang sudah punya rumah, mereka nggak harus memikirkan hal itu. Cukup persiapan S2. Apalagi yang sudah belajar bahasa Inggris. Mereka nggak perlu mempersiapkan dari awal karena sudah sepanjang hidupnya dipersiapkan untuk menjadi masyarakat global," kata Mujab. Berbekal tabungan kerja dan hadiah deposito Rp 100 juta dari ajang Abang-None Jakarta, ia meniti persiapan melamar Beasiswa Afirmasi LPDP di LSE.

“Thanks to Abang Jakarta juga, saya dapat hadiah uang cukup banyak, yang akhirnya saya gunakan untuk modal persiapan IELTS, daftar beasiswa, dan kampus. Karena beasiswa LPDP semuanya gratis, tetapi langkah-langkah ke sananya tetap butuh modal. “ tutur Muzab

 Mendapat Privilege

Mujab, tercatat sebagai asisten tenaga ahli Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada 2018-2019. Ia juga meniti karier sebagai analis kebijakan publik di perusahaan. Lulus dari UI, Mujab tercatat sebagai Kepala Program Y20 Indonesia 2022 Official Committee bagi pemimpin muda masa depan.

Berkat beasiswa LPDP, Mujab bisa melanjutkan kuliah S2 Development Studies ke London School of Economics and Political Science, salah satu universitas jurusan soshum terbaik dunia."Kepercayaan terhadap kebijakan sosial ini yang bikin aku ambil Development Studies di LSE sampai ambil topik disertasi soal kebijakan sosial," ujarnya.

Ternyata, Mujab berhasil mematahkan anggapan orang banyak tentang makna privilege dalam kesuksesan seseorang. Jika selama ini privilege identik dengan keistimewaan akses terhadap banyak kesempatan yang disebabkan karena seseorang tersebut terlahir dari keluarga terpandang dan kaya.

Lahir di lingkaran kemiskinan justru memotivasi Mujab untuk terus bergerak maju.  Privilege ala Mujab justru berupa kepercayaan, serta dukungan dan tentunya restu ibu yang berharga menjadi rumus utama pembuka kesuksesan.

Makna Life Inspiration kali ini yaitu :

“Bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal semata, tetapi juga oleh faktor internal seperti motivasi, bergerak maju, privilege kepercayaan dan kebebasan, serta dukungan dan restu ibu adalah rumus utama pembuka kesuksesan.”

-Muhammad Syaeful Mujab


Sumber : https://www.goriau.com/berita/baca/ibunya-tkw-di-malaysia-mujab-berhasil-peroleh-beasiswa-s2-ke-inggris.html

https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6985170/kisah-mujab-anak-tki-yang-kuliah-di-london-dengan-beasiswa/amp

https://www.medcom.id/pendidikan/inspirasi-pendidikan/aNr7WEPb-kisah-mujab-berkat-privilege-bisa-kuliah-di-ui-hingga-raih-beasiswa-lpdp-di-inggris

https://www.instagram.com/mujabms?igsh=MTMyazZ6amJkbmN4

 

 

~ Bidang Hubungan Masyarakat

~ Biro Informasi dan Komunikasi 


Komentar

Postingan Populer