LIFE INSPIRATION
Jualan
Demi Bayar Sekolah, Sidik Kini Mendapat Beasiswa Saat Kuliah
Kisah kali ini kita
ambil dari Sidik Amin Mubarok, seorang pemuda yang berasal dari Ciamis yang
kini sudah memiliki bisnis dengan omzet puluhan juta rupiah, dari keberhasilannya
banyak kisah yang Ia lalui hingga bisa sukses sampai sekarang.
Tribun
Jabar/Widia Lestar.
Kisah
ini berawal dari Sidik yang ditinggal
ibunya berpulang pada saat umur 5 tahun, mulai dari situ Sidik tinggal bersama
sang nenek dan dididik secara mandiri, karena ayahnya pergi entah kemana. Hingga
saat kelas 3 sekolah dasar, Sidik sudah mandiri dan berjualan jajanan seperti
macaroni dan pisang coklat untuk membantu sang nenek. Tetapi tidak bertahan
lama karena dilarang oleh kepala sekolah, karena menurut kepala sekolah sudah
ada kantin sehingga melarang Sidik untuk berjualan. Setelah tidak berjualan
jajanan lagi, kini Sidik beralih berjualan kerudung yang dibuat sendiri oleh
neneknya. Tetapi jualan tersebut juga hanya sampai pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama, berkat biaya dari sang nenek dan hasil dari berjualan
kerudung, akhirnya pendidikan Sekolah Menengah Pertama Sidik dapat ditempuh
hingga lulus.
Saat
memasuki Sekolah menengah atas sudah terasa berat karena tidak bisa jika hanya
mengandalkan jualannya. Dilihat dari umur neneknya yang sudah tua, hingga tidak
bisa bekerja lagi untuk membiayai sekolah Sidik. Akhirnya sidik mencoba untuk
menghubungi ayahnya dan meminjam uang sabanyak Rp.300.000 rupiah untuk
membiayai awal masuk sekolah yang belum lunas. Tetapi setelah menghubungi sang
ayah, bukannya mendapatkan pinjaman melainkan mendapat respon yang tidak
positif. Dari situ Sidik mencoba menemui
bendahara sekolah untuk meminta keringanan agar dapat melanjutkan sekolahnya.
Dari usahanya tersebut untuk menemui bendahara sekolah, akhirnnya Sidik
mendapatkan sebuah tawaran yaitu bebas biaya sekolah tetapi dengan persyaratan
harus mendapatkan peringkat tiga besar selama masih sekolah di Sekolah Menengah
Atas tersebut. Tanpa berfikir lama, Sidik pun menyetujui persyaratan tersebut
dengan wajah yang sangat bahagia.
Sesuai
yang sudah disepakati oleh bendahara sekolah, akhirnya Sidik menepati janjinya
dan Sidik selalu mendapatkan tiga besar selama tiga tahun bersekolah di Sekolah
Menengah Atas. Sedangkan untuk kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
pangan bersama neneknya, Sidik pun mengandalkan kebutuhan terseut dengan
berdagang. Selain itu, Sidik juga merupakan satu-satunya siswa yang lolos
SNMPTN dengan jalur Bidik Misi dengan jurusan Administrasi Bisnis pada tahun
2014. Perjuangan Sidik sangat berat
dalam kehidupan keluarga, karena sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya,
sehingga Sidik memiliki keinginan untuk tinggal bersama ayahnya, tetapi ayahnya
memberikan syarat jika tinggal bersamanya maka harus menjualan dagangan ibu
tirinya. Tanpa keberatan, Sidik pun mau dan akhirnya tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Tetapi
walau sudah tinggal bersama ayahnya, Sidik juga masih sesekali tinggal bersama
neneknya.
Selama
bersekolah, Sidik selalu menjualkan gorengan ibu tirinya, menurut Sidik ibu
tirinya sangat baik dan mereka memiliki hubungan yang sangat baik. Tetapi
disitu Sidik merasa kecewa karena telah dijadikan tulang punggung keluarga yang
seharusnya itu kewajiban ayahnya, uang dari hasil berdagang Ia dengan ibu
tirinya dipakai sang ayah untuk berfoya foya dan hura-hura pada malam hari.
Yang awalnya Sidik tidak percaya akan hal itu ketika ibu tirinya menceritakan
semuanya, tetapi Sidik menjadi merasa iba terhadap ibu tirinya ketika Ia
melihat langsung yang dilakukan ayahnya telah berjalan bersama perempuan lain.
Dengan keadaan yang tidak kondusif, ibu tirinya pun meminta cerai kepada ayah
Sidik. Kesedihan Sidik pun berlipat ganda karena kepergian ibu tirinya, semua
perabotan dibawa dan yang pasti Sidik juga kehilangan pekerjaan dan kasih
sayang dari ibu tirinya. Setelah sekian lama tidak dinafkahi ayahnya dan
mendapatkan makanan juga dari tetangga-tetangganya, hingga akhirnya Sidik
banyak mencoba usaha yaitu berjualan keripik. Hal tersebut terdengar sampai
rekan disekolah, akhirnya biaya didapatkan dari temannya dengan syarat harus
selesai jam 2 pagi, dan baru diberi tahu jam 8 pagi, tantangan tersebut
diterima dan hingga akhirnya menjadi bisnis sampai sekarang dengan nama keripik
Sorodot Gaplok. "Setiap ada kemauan, di situlah kita harus bener-bener berjuang
untuk mencapai apa yang kita inginkan. Jangan sampai kita melihat kondisi
sekarang sampai-sampai kita memudarkan impian," pesan Sidik.
Komentar
Posting Komentar