LIFE INSPIRATION
Kisah Anak Pemecah Batu Lolos Polisi Membekas Di Hati
Hallo sobat Ekonomi Pembangunan!
Kali ini kita akan memberikan suatu kisah inspiratif yang bertemakan pendidikan polri. Pendidikan polri sendiri merupakan merupakan suatu usaha sadar dan proses terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran, pelatihan, dan pengasuhan guna membentuk dan mengembangkan pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan peserta didik pada satuan pendidikan polri.
Kisah inspiratif kali ini mengenai seorang anak muda bernama Asrul kelahiran 1998 yang saat ini berusia 22 tahun. Asrul Lahir dari latar belakang keluarga sederhana, yang mana Syamsuar adalah ayahnya hanya bekerja sebagai pemecah batu dan Siti rusnah adalah seorang ibu rumah tangga tidak menggentarkan tekatnya untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang abdi negara. Diiringi doa kedua orangtuanya yang tak pernah putus untuk kesuksesan anak lelakinya, Asrul berangkat dari rumahnya di kawasan BTN Bataraugi, Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan untuk mendaftarkan diri sebagai calon taruna.
Dari awal perjuangan mendaftar hingga akhir prosesnya, Asrul selalu dibonceng motor oleh sahabatnya yaitu Muhammad Awalul, yang juga mendaftar Secaba Polri 2017 yang lalu. Banyak sekali tantangan yang Asrul rasakan untuk lolos menjadi taruna, tetapi ia tidak putus asa dan selalu berusaha, berdoa, dan meminta restu kepada kedua orang tua. Biaya yang digunakan Asrul saat proses pendaftaran menggunakan uang simpanan yang telah ia sisihkan untuk keperluan saat foto copy berkas, transportasi, dan pengeluaran lainya. Perjuanganya pun tidak mudah, beliau sudah dua kali mencoba mendaftar polisi tetapi gagal. Namun hal tersebut tidak membuatnya mundur, berkat kegigihan dan kesabarannya pada akhirnya puncak keberhasilan dapat diraih oleh Asrul. Beliau lolos menjadi SPN pada tahun 2018 silam, bahkan kisah Asrul anak seorang tukang batu itu seakan membekas di benak kepala (KA) bernama Fajarudin.
Asrul dinyatakan lulus setelah dididik disiplin, ilmu kesamaptaan, kurikulum polisi di asramakan selama hampir 200 hari, sejak September 2017. Pada saat proses pelantikan Bripda Asrul jadi perhatian banyak siswa dan undangan. Asrul tak peduli, sepatu lusuh dan berdebu alas kaki ayahnya yang telah hadir dalam pelantikan anggota polisi pada saat itu. Tangis haru keluar dari kedua orang tau Asrul yang bangga karena berkat kemandirian, kesabaran, dan kegigihan anaknya ia dapat mewujudkan cita-citanya. Usai dilantik di halaman SPN Batua, Jl Urip Sumoharjo, kota Makassar. Asrul langsung berlutut dan kemudian mencium kedua kaki Syamsuar dan meneteskan air mata kebahagiaan.
Asrul menangis, suara parau dan keringat yang mengucur usai simulasi pengamanan Pilkada, kian membuat suasana jadi hening. Bersujud di kaki Syamsuar berbisik mengucap "Minta maaf pak, kalau ada salahku. Ini saja yang bisa saya kasih, jadi polisi," kata Asrul yang langsung berdiri dan memeluk erat ayahnya, Syamsuar. Suasana haru biru itu menjadi perhatian keluarga Brigadi polisi baru yang lain, bahkan ada beberapa dari mereka yang terus-menerus menyeka air matanya.
Life Inspiration dari kisah Asrul yang dapat kita ambil adalah perjuangan yang melelahkan dan melewati waktu panjang untuk sebuah mimpi yang besar dan kesuksesan akan berbuah manis apabila saatnya tiba. Proses yang panjang menjadi kisah perjalanan yang tidak akan bisa dilupakan saat Asrul sepanjang hidupnya. Tidak ada yang tahu hasil dari segala proses yang setiap manusia hadapi cukup tekankan kunci kesuksesan pada diri sendiri dengan selalu berdoa, berusaha, berikhtiar, dan restu orang tau yang menerangi jalan kesuksesan kita. “Tidak perduli apa latar belakang keluargamu, asal ada niat, usaha, kesabaran, dan kegigihan semua akan dimudahkan.”
Komentar
Posting Komentar